By Silvi Fitria Ditasari. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Apa Lebih Baik Aku Mundur??

Lelah.. Ya, hati ini lelah, menunggu cinta itu datang.. cinta dari orang yang dicintai.. Apa cinta itu belum datang, atau bahkan takkan mungkin datang? Tapi, dalam bayanganku, cinta itu datang, dan aku berharap bayangan itu akan menjadi nyata.
Satu hal yang slalu menjadi tanya dalam hatiku, apa kamu merasakan suatu perasaan yang sama seperti yang aku rasakan saat bertemu aku? Atau bahkan kamu cuek saat bertemu aku.
Sikapmu akhir-akhir ini membuatku sesak. Aku juga gak tau apa alasanmu. Tetapi itu membuatku berpikir "Apa lebih baik aku mudur saja?" Aku sepertinya sudah lelah menunggu cinta itu, tapi intensitas medan yang begitu besar karenamu membuatku tak bisa bergerak mundur. Aku berusaha menolak tarikan itu, tapi aku malah terjatuh hingga membuat hati ini sakit. Aku berusaha cuek saat bertemu denganmu, namun saat aku tak bertemu denganmu, aku malah ingin bertemu kamu lagi. Aku tak bisa jujur saat di depanmu, namun saat aku jauh darimu, hatiku tak bisa bohong kalau aku rindu kamu.
Dan lagi-lagi pertanyaan ini berputar di otakku.. "Apa Lebih Baik Aku Mundur?" Dan kalau aku mundur, ada orang yang mencintaiku, atau jika aku mencintai orang lain lagi apa aku akan merasa bahagia atau justru merasakan sakit yang sama, atau bahkan lebih sakit dari ini?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Untuk 'Dia'

Cinta itu memang indah, tapi kalau dia juga merasakan hal yang sama. Kalau yang merasakannya hanya aku, apalagi ada orang lain yang juga merasakan hal yang sama, sama sama menyukainya. Ya, aku kadang merasa bahagia, saat aku membayangkan bersama dia, tertawa bersama, melihat senyumnya lebih dekat dan jelas. menatap matanya, semua tentang aku dan dia. Namun, itu hanya sebuah khayalan. Tapi khayalan itu bisa menghilangkan sedikit kegalauanku. Entah mengapa, saat aku memikirkan semua tentangmu, aku merasakan sesak di dadaku. Apa ini yang dinamakan cinta? Aku bodoh, ya bodoh, kenapa aku harus merasakannya lagi? Bukannya aku masih takut untuk jatuh. Padahal aku tau, jatuh tanpa ditangkep itu sakit.
Aku ingin menjauh darinya, tapi hati aku gak bisa. Setiap aku ingin melangkah menjauhinya, hati aku semakin menahannya. Aku terus melukai hatiku dengan mencintainya. Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menunggunya? Apa aku harus mencintai dalam diam? Apa aku hanya bisa melihat senyumnya dari jauh? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar dalam pikiranku.
Aku ingat saat pertama kali kita bertemu. Saat itu aku belum merasakan seperti apa yang aku rasakan saat ini. Perasaan ini tiba-tiba muncul, bukan tiba-tiba, tapi perlahan-lahan muncul. Mengalir semakin dalam semakin dalam di hatiku. Hingga aku gak bisa ngeluarin dia. Saat ini aku keStuck dengan perasaan ini. Dan lagi-lagi bertepuk sebelah tangan.
Aku serba salah, kalo aku mendekat, nanti dia jadi illfeel, kalo aku menjauh, hati ini gak bisa menahan sakit, otot jantungku seakan gak bisa lagi menahan debaran karena dia.
Akankah kisah cintaku berakhir bahagia?? Dan apakah suatu saat perasaan ini terbalaskan olehnya. :)


-Untuk dia, yang aku cintai diam-diam-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS